Dia udah lama gag kelihatan semenjak hari itu. kalau di ingat kejadian hari itu, mungkin aku gag kan pernah mau mengingatnya. Aku menemuinya disisi jalan menuju tempat yang sebenarnya tak layak untuk dia. Aku tau, dia lakukan itu untuk kebaikan keluarganya. Tapi tidak seperti itu, kenapa dia harus korbankan dirinya hanya untuk keluarga yang tidak pernah menghargainya, tidak pernah menganggapnya, dan tidak pernah ada untuk dengarkan semua gelisahnya?
Aku lelah bila harus terus mengomentari dan memberikan semangat kepadanya, karna itu kan percuma. Dia takkan pernah mendengarkan omonganku. Semua yang dia lakukan tak bisa disalahkan, semua yang dia inginkan tak bisa dicapai.
Dia terlahir dikeluarga yang mungkin tak menginginkan hadirnya. Dia terlahir dikeluarga yang miskin dan menuntut kekayaan dengan segala cara. "Kamu salah tempat", begitu kata yang selalu keluar dari mulut tetangganya. Dia tak pantas dapatkan keluarga itu. Lalu dia harus bagaimana? Ibunya hanyalah seorang buruh cuci, dan Bapaknya semenjak dipecat dari sebuah perusahaan di Ibukota mengalami depresi yang sangat berat. Dia memiliki 4 orang adik yang harus dia biayai hidup dan pendidikannya. Dia belum pantas mencari kerja untuk menghidupi mereka. Tapi takdir tak menginginkan dia hidup dalam kebahagiaan.
Aku temannya semenjak SD, dan kalau sekarang dia masih bersekolah mungkin dia sama denganku. Sekarang aku berkuliah disalah satu universitas swasta di Jakarta semester 3. Dia sahabatku yang terbaik, tapi semenjak aku menemuinya kembali ditempat itu, dia tak pernah mau bertemu denganku lagi. Ntah apa alasannya, mungkin dia malu atau apalah. Tapi aku takkan menghinanya..
Sahabatku itu..
(Bersambung...)

0 komentar:

Posting Komentar